Kartu memori atau memory card adalah media penyimpanan eksternal yang sangat berperan penting dalam dunia elektronik seperti handphone, kamera, dll. Misal kamera, sebuah kamera tidak akan dapat menyimpan foto dan video tanpa adanya memory card. Kartu memori juga berpengaruh terhadap kinerja kamera. Jadi jangan asal pilih saat anda membeli kartu memori, jika asal-asalan mungkin bisa mendapat pengalaman pahit seperti saya.
Di bawah ini saya akan bercerita tentang kartu memori yang belum lama saya beli. Jadi awal mulanya kartu memori yang biasa saya pakai untuk kamera DSLR tiba-tiba tidak terbaca di kamera, itu terjadi saat saya naik ke Gunung Merbabu. Saya biasa memakai Micro SD+adaptor saat memotret dengan DSLR, alasannya karena bisa langsuh dipindahkan ke HP. Saat saya menyalakan kamera, tiba-tiba memori tidak terbaca alias rusak (wajar karena memori sudah berumur sekitar 5 tahun). Untung saja saya membawa HP yang di dalamnya ada micro SD, jadi tinggal saya pindahkan saja memori yang ada di HP ke kamera, beres dan acara foto-foto berjalan lancar...
Pengalaman pahitnya yaitu di lain hari saya beli Micro SD untuk menggantikan kartu memori yang ada di kamera. Karena dana pas-pasan akhirnya saya memilih membeli micro SD yang dibandrol dengan harga miring tanpa memperhatikan merk. Saya lihat merk-nya belum terkenal, saya pun baru kali ini mendengar merk itu. Saya beli dengan harga 60rb dengan kapasitas 8GB class 10, lumayan murah pikirku. Awalnya memori bekerja dengan normal pada kamera. Namun baru beberapa hari pemakaian mulai tersendat-sendat dan mengganggu kinerja kamera, apalagi untuk merekam video, putus-putus terus. Saya coba memasang kartu memori tersebut di HP saya dan berjalan lancar, saya coba hubungkan ke PC lancar, oke lah, saya pikir hanya di kamera saja yang bermasalah.
Beberapa hari kemudian, tepatnya di hari liburku, ada perasaan ingin hunting foto, akhirnya mau tidak mau saya membeli memori lagi. Kali ini saya beli yang bermerk dan agak mahal tentunya yaitu 115rb dengan kapasitas 16GB class 10, daripada baru dipakai beberapa hari atau beberapa minggu sudah rusak lebih baik membeli yang lebih terpercaya kualitasnya.
Karena tanggal tua, terbesit untuk menjual memori yang tidak terpakai yaitu yang kapasitas 8GB tadi. Karena di HP saya dan di laptop masih terbaca normal akhirnya saya jual melaui iklan jual beli online. Sehari setelah pasang iklan akhirnya ada yang minat dengan memori tersebut. Setelah cocok tawar menawar, akhirnya kami COD. Setelah bertemu saya suruh orang itu untuk memcoba dulu. Tak pernah terfikirkan oleh saya, pas di coba di HPnya ternyata kartu memori tidak terbaca/error. Sungguh saya merasa tidak enak dengannya, akhirnya saya coba kembali memori itu ke HP saya, berjalan normal tanpa kendala. Tapi karena di HPnya tidak bisa dan di coba di HP temannya juga tidak terbaca, akhirnya saya tarik kembali memori itu dan tidak jadi untuk menjualnya. Dengan perasaan yang tidak enak, saya pun pamit pulang. Di tengah perjalanan pulang saya bertemu dengan teman saya, akhirnya saya menawarkan memori tadi ke teman saya, jikalau memori tersebut bisa terbaca di HPnya akan saya kasihkan cuma-cuma ke teman saya. Namun ternyata di HP teman saya juga tidak terbaca. Akhirnya saya bawa pulang memori itu. Sampai saya menulis cerita ini, memori tersebut bisa terbaca normal di laptop saya. Jadi kesimpulannya kartu memori tersebut kualitasnya jelek.
Pesan saya, belilah kartu memori dengan merk ternama yang original, yang sudah teruji kualitasnya. Lebih baik membeli dengan harga yang agak mahal tetapi jangka waktu pemakaian bisa panjang daripada membeli yang asal-asalan dan akhirnya baru sebentar beli lagi sebentar beli lagi, malah jadi boros.
Mungkin cukup sekian dari saya, bila ada salah kata saya mohon maaf :)
Di bawah ini saya akan bercerita tentang kartu memori yang belum lama saya beli. Jadi awal mulanya kartu memori yang biasa saya pakai untuk kamera DSLR tiba-tiba tidak terbaca di kamera, itu terjadi saat saya naik ke Gunung Merbabu. Saya biasa memakai Micro SD+adaptor saat memotret dengan DSLR, alasannya karena bisa langsuh dipindahkan ke HP. Saat saya menyalakan kamera, tiba-tiba memori tidak terbaca alias rusak (wajar karena memori sudah berumur sekitar 5 tahun). Untung saja saya membawa HP yang di dalamnya ada micro SD, jadi tinggal saya pindahkan saja memori yang ada di HP ke kamera, beres dan acara foto-foto berjalan lancar...
Pengalaman pahitnya yaitu di lain hari saya beli Micro SD untuk menggantikan kartu memori yang ada di kamera. Karena dana pas-pasan akhirnya saya memilih membeli micro SD yang dibandrol dengan harga miring tanpa memperhatikan merk. Saya lihat merk-nya belum terkenal, saya pun baru kali ini mendengar merk itu. Saya beli dengan harga 60rb dengan kapasitas 8GB class 10, lumayan murah pikirku. Awalnya memori bekerja dengan normal pada kamera. Namun baru beberapa hari pemakaian mulai tersendat-sendat dan mengganggu kinerja kamera, apalagi untuk merekam video, putus-putus terus. Saya coba memasang kartu memori tersebut di HP saya dan berjalan lancar, saya coba hubungkan ke PC lancar, oke lah, saya pikir hanya di kamera saja yang bermasalah.
Beberapa hari kemudian, tepatnya di hari liburku, ada perasaan ingin hunting foto, akhirnya mau tidak mau saya membeli memori lagi. Kali ini saya beli yang bermerk dan agak mahal tentunya yaitu 115rb dengan kapasitas 16GB class 10, daripada baru dipakai beberapa hari atau beberapa minggu sudah rusak lebih baik membeli yang lebih terpercaya kualitasnya.
Karena tanggal tua, terbesit untuk menjual memori yang tidak terpakai yaitu yang kapasitas 8GB tadi. Karena di HP saya dan di laptop masih terbaca normal akhirnya saya jual melaui iklan jual beli online. Sehari setelah pasang iklan akhirnya ada yang minat dengan memori tersebut. Setelah cocok tawar menawar, akhirnya kami COD. Setelah bertemu saya suruh orang itu untuk memcoba dulu. Tak pernah terfikirkan oleh saya, pas di coba di HPnya ternyata kartu memori tidak terbaca/error. Sungguh saya merasa tidak enak dengannya, akhirnya saya coba kembali memori itu ke HP saya, berjalan normal tanpa kendala. Tapi karena di HPnya tidak bisa dan di coba di HP temannya juga tidak terbaca, akhirnya saya tarik kembali memori itu dan tidak jadi untuk menjualnya. Dengan perasaan yang tidak enak, saya pun pamit pulang. Di tengah perjalanan pulang saya bertemu dengan teman saya, akhirnya saya menawarkan memori tadi ke teman saya, jikalau memori tersebut bisa terbaca di HPnya akan saya kasihkan cuma-cuma ke teman saya. Namun ternyata di HP teman saya juga tidak terbaca. Akhirnya saya bawa pulang memori itu. Sampai saya menulis cerita ini, memori tersebut bisa terbaca normal di laptop saya. Jadi kesimpulannya kartu memori tersebut kualitasnya jelek.
Pesan saya, belilah kartu memori dengan merk ternama yang original, yang sudah teruji kualitasnya. Lebih baik membeli dengan harga yang agak mahal tetapi jangka waktu pemakaian bisa panjang daripada membeli yang asal-asalan dan akhirnya baru sebentar beli lagi sebentar beli lagi, malah jadi boros.
Mungkin cukup sekian dari saya, bila ada salah kata saya mohon maaf :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar